Akhiri Zona Merah dan Awali Zona Hijau
Semenjak tahun 2000 kita banyak alami terror. Pengeboman beberapa rumah beribadah, atau beberapa tempat umum. Kita mungkin ingat bom Bali 1 serta 2, beberapa bom di Jakarta serta beberapa dalam tempat lain seperti Mojokerto, Makassar, Medan dlsb. Tidak cuma di Indonesia saja dan juga di sejumlah dunia seperti momen black September yang mengguncangkan dunia.
| Melakukan Pendaftaran di Situs Togel |
Semenjak itu, dunia memang mengetahui satu hal jika terorisme itu berada di seputar kita; pada kehidupan kita setiap hari yang memberikan ancaman entahlah kapan. Membuat beberapa orang serta faksi selalu harus siaga. Hingga sikap itu sering disebutkan Islamphobia walau sebenarnya kemungkinan itu satu langkah untuk bertahan pada intimidasi.
Terorisme pada konsepnya mengambil sumber dari radikalisme, serta radikalisme umumnya mengambil sumber dari pola pikir spesifik masalah ketidaksamaan. Radikalisme tidak cuma masalah takviri yakni orang yang menyukai mengkafir-kafirkan orang ; membuat jarak yang lumayan jauh sama orang yang lain kepercayaan. Tetapi telah tiba pada kepercayaan jika menyakiti atau serta membunuh orang yang lain ialah resmi di mata Allah. Mereka percaya jika jihad yang agaung dimata Allah ialah memberantas beberapa orang itu.
Beberapa pengbom Bali yakini jika turis-turis asing yang tiap malam datangi bar serta pub di Bali ialah beberapa orang asing dengan kepercayaan (agama) yang lain dengannya, karenanya mereka pantas diberantas alias dibunuh. Karenanya beberapa teroris itu dengan suka-rela baik energy serta finansial membuat bom yang demikian besar serta dibawa ke Bali dengan mobil. Pada beberapa bom setelah itu di Jakarta serta di sejumlah tempat di Indonesia seperti bom Marriot serta BEJ bom dibawa orang yang ikhlas jadi 'pengantin' Allah. Mereka percaya, bila mereka mati dengan cara tersebut maka diterima oleh Allah serta diterima dengan deretan bidadari cantik.
Kita ingat Black September ialah hal yang mengagetkan orang dimana orang bukan saja meledakkan dianya tapi mereka dengan berani bajak pesawat serta menabrakkannya ke menara kembar. Mereka percaya jika pengorbanan mereka tidak percuma buat kebesaran agama.
Memahami jihad serta ideologi seperti itu yang kita menghadapi pada saat-saat Indonesia penuh terror. Seperti virus, ia menulari banyak faksi dengan ideologi yang susah untuk terima ketidaksamaan. Virus radikal itu seperti zone merah serta bisa menulari orang muda, yang pengangguran atau yang telah mapan. Dapat dibuktikan bom Surabaya dilaksanakan oleh satu keluarga dengan korban beberapa puluh orang yang sedang beribadat di gereja.
Sampai tahun ini, telah 20 tahun semenjak masa itu ada serta kemungkinan kita harus akhirinya saat ini. Virus radikal harusnya tidak lagi ada bada bangsa kita serta terpindahkan dengan semangat persatuan untuk membuat hari esok yang bertambah cerah; zone hijau menunggu kita.
Rintangan itu bukan masalah ideologi yang lain tapi masalah pendidikan, kesehatan serta ekonomi. Dengan ekonomi mapan serta pendidikan yang baik kita dapat lakukan beberapa hal pada bangsa kita.
